oleh

Tes Kejiwaan di RSJK, Bacaleg Desak Desakan

BENGKULU, RP – Rumah Sakit Kejiwaan Suprapto RSJK, hari ini, dipenuhi Bakal Calon (Balon) Legislatif Se- Provinsi Bengkulu, guna melaksanakan tes kejiwaan sebagi salah satu syarat penncalonan sebagai Anggota Legislatif. Juma’at (6/7)

Ratusan Bacaleg tampak antri panjang, lantaran menunggu panggilan pemeriksaan tes kejiwaan yang dianjurkan sebagai salah satu syarat bacaleg.

Medi Wanjuni Putra Bacaleg Fraksi Partai Amanat Nasional

Medi Wanjuni Putra salah satu Bacaleg dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)  Dapil Kabupaten Lebong mengatakan, kedatangannya ke RSJK guna melakukan tes kejiwaan yang merupakan salah satu persyaratan sebagai bacaleg.

“Kami datang dari jam 7 pagi, Meskipun sampai saat ini mengantri panjang menunggu panggilan, kami memaklumi hal ini, lantaran yang mengikuti tes se- Provinsi Bengkulu,” katanya.

Hal serupa juga di ungkapkan salah satu bacaleg dari seluma Pujo Santoso yang mengungkapkan masih mengantri menunggu panggilan. Menurutnya, seharusnya pelayanan di RSJK di tinggkatkan agar lebih efektif dalam pelayanan.

“Sementara kita masih menunggu panggilan, sampai saat ini belum ada keluhan, kalo nanti ada keluhan kita akan coba koordinasikan kepada pihak RSJK supaya pelayanan lebih di efektifkan agar kawan-kawan tidak terlalu lama menunggu”, jelasnya.

Dalam hal ini, Direktur RSKJ Soeprapto Bengkulu, Dr Hj Chandrainy Pury, M.Si mengatakan, pihaknya telah menyiapkan jadwal pemeriksaan kesehatan untuk setiap parpol agar bisa dipatuhi dan berjalan sesuai jadwal yang ditentukan.

“Jadi untuk bakal calon legislatif kita sudah buatkan jadwalnya masing-masing parpol, dari tanggal 2 Juli sampai12Juli nanti. Untuk itu kami berharap yang datang itu sesuai jadwalnya. Masing-masing peserta nantinya akan mengikuti rangkaian tes untuk mengetahui apakah peserta tersebut mengalami gangguan kejiwaan atau tidak. Oleh karena itu, kita berharap peserta serius mengikuti rangkaian tes. Karena dalam proses penilaian, ada tes tertulis, juga ada wawancara yang dilakukan oleh dokter Iangsung. Nanti merekalah yang akan menilai peserta ada gangguan jiwa atau tidak. Maka dari itu peserta harus serius,”jelasnya. (Ads)



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *