BENGKULU,RP- Anggota DPD RI Perwakilan Bengkulu Ahmad Kanedi menilai Pilkada yang akan digelar serentak pada Juni 2018, ada yang mengatakan tidak semarak, tidak meriah, kurang bergaung, kurang gerget dan adem ayem.
Ada juga yang menilai ini gara dikomo, ada gara- gara PLPU, undang- undang dan lainnya.” Semuanya itu boleh- boleh saja. Dan inilah realita pembangunan, dan jalannya demokrasi kita. Namun demikian semuanya berbalik kepada kita juga dalam memaknainya,” tegas mantan Walikota Bengkulu ini.
Masyarakat jangan melakukan godaan godaan kecurangan. Memberi peluang kecurangan. Menyalahi aturan. Mau menerima politik uang , tidak memilih dengan alasan mau ngalahkan. Memilih berdasarkan rayuan bujukan janji janji palsu dan lainnya.
Menurut Bang Ken, Paslon juga jangan melakukan politik uang. Janji membuai rakyat, berbohong, ngicuu masyarakat. Disamping itu jangan menyebar berita bohong. Tidak benar hoacx. Aduh domba dan lainnya.
Pendudung tidak melakukan menghalalkan semua cara. Pendukung seperti sara. Pitnah, buat berita tidak benar. Besar besarkan isu baik padahal tidak.
” Intinya, Pilkada halal. Tidak curang, tidak menghalalkan cara, tidak berbohong, tidak sara pitna, tidak pura pura, tidak ngicu berbohong. Tidak ngibul. Dan tidak merusak sendi sendi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Kanedi berharap pada Pilwakot 2018, hendaknya jangan dikotori dengan kecurangan. Yang paling esensi pada Pilwakot, Pilpres, Pilek Legeslatif yang penting sukses dan berjalan lancar sesuai harapan pemerintah dan masyarakat.
“Pilkada halal yang lebih kita utamakan, sehingga tujuanya akan tercapai, terpenuhi dengan baik, serta demokrasi kita bisa sehat dan maju,” ujar Bang Ken.
Namun yang harus dijaga, tegas Bang, pesta demokrasi rakyat tersebut harus dipelihara dengan baik, baik itu pihak penyelenggara, peserta calon, pihak Parpol, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, para pemuda dan mahasiswa di daerah ini. (rdr)
Komentar