oleh

Tren Golput 17 April Naik, Senator Riri: Dukung dan Jangan Menjadi Warga Negara Pasif

BENGKULU. RP – Belum lama ini sekelompok orang sudah menyatakan yakin untuk tidak memilih atau golput pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang di tengah masa kampanye telah berlangsung.

Di sisi lain, sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan rilis bahwa tren golput kemungkinan naik pada pemilihan yang jatuh pada tanggal 17 April 2019 mendatang.

Anggota Komite I DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak menjadi warga negara pasif dalam Pemilu 2019 mendatang.

“Memang tidak menggunakan hak pilih dalam Pemilu bukan tindak pidana dan masuk dalam kategori pelanggaran hukum. Tapi apakah sikap tersebut akan membuat keadaan menjadi lebih baik? Saya tegas menjawab tidak,” kata Riri Damayanti, Senin (18/2/2019).

Ketua Umum Pemuda Jang Pat Petulai ini menyadari tidak semua kandidat yang tampil dalam Pemilu 2019 ini merupakan orang-orang baik yang sesuai dengan harapan para pemilih.

“Tapi toh tetap ada mereka yang benar-benar menggunakan jabatan dan amanah yang diberikan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Ini yang harus kita kawal agar Pemilu ini dapat berjalan sesuai harapan. Dukung dan menangkan orang-orang baik, bukan menjadi warga negara pasif,” ungkap Riri Damayanti.

Wakil Bendahara III Ikatan Keluarga Seluma, Manna, Kaur ini menekankan, setiap orang bisa jadi tidak setuju dengan semua program yang telah dikampanyekan oleh kandidat, baik dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Kalau tidak setuju sampaikan kepada kandidatnya, kalau kemudian kritikan kita tidak diterima, kandidat tersebut boleh kita coret sebagai sosok yang didukung. Tapi bila kandidat itu sosok yang menerima masukan demi kemajuan, hak pilih harus kita gunakan agar kekuasaan tidak dipegang oleh orang yang anti kritik,” demikian Riri Damayanti.

Data terhimpun, pada Januari 2019, berdasarkan data PoliticaWave dan Drone Emprit, percakapan tentang golput (golongan putih) meramaikan ruang publik internet khususnya media sosial.

Dalam data tersebut diungkapkan, pada sebulan terakhir, percakapan golput di Twitter sebanyak 77.500, Facebook sebanyak 2.700, berita daring (online news) sebanyak 1.300, Instagram sebanyak 407, dan YouTube sebanyak 66.

Golput semakin banyak diperbincangkan khususnya pada Senin (21/1/2019) sebanyak 15.078.

Kemudian berdasarkan hasil analisis opini netizen pada 17-21 Januari 2019, akun capes-cawapres fiktif tersebut menyumbang angka percakapan tentang golput sebanyak 1.568 percakapan.

KPU RI telah membuat kebijakan untuk membentuk Relawan Demokrasi (Relasi) di setiap Kabupaten/Kota untuk mengaktivasi dan menumbuhkembangkan voluntarisme elektoral dalam Pemilu 2019 guna mengimbau agar para pemilih tidak menjadi warga negara pasif.

Warga negara pasif dalam Pemilu merupakan pemilih pasif yang tidak termotivasi memberikan suaranya karena tidak dapat memaknai tentang arti penting nilai pemberian suara. Hal ini membuat warga negara pasif enggan untuk mendatangi TPS untuk memberikan hak suaranya.

Laporan: Ads



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *