oleh

Program Religius GPY Kota Bengkulu Sangat Bermanfaat dan Mulia

ReferensiPublik.com Pejabat Kota Bengkulu Agus Suhendra Wijaya, Beni Irawan, Devi Windya Kusuma Candra dan beberapa pejabat lainnya yang berdomisili di kelurahan Padang Nangka Kota Bengkulu sudah merealisasikan program Gerakan Peduli Yatim (GPY ) kepada beberapa anak yatim yang berada di kelurahan tempat dirinya tinggal.

Menurut Agus program ini sangat baik, sehingga anak-anak yatim yang ada di kota bengkulu ini merasa di perhatikan oleh pemerintah, dan dirinya berharap semoga program ini terus dilakukan oleh seluruh pejabat dan masyarakat yang mampu.

Sebelumnya Walikota Helmi Hasan dan Wakil Walikota Dedy Wahyudi meminta agar pejabat kota untuk mengangkat anak yatim yang kurang mampu di tempat tinggalnya masing-masing.

 

Hal ini merupakan salah satu implementasi program religius yakni Gerakan Peduli Yatim (GPY). Kebutuhan anak yatim nantinya akan ditanggung oleh para pejabat tersebut mulai dari pendidikan, kesehatan dan lainnya.

“Tolong lihat kiri, kanan, depan dan belakang, ada tidak anak yatim yang memerlukan bantuan, saya bersedia untuk mengambil anak yatim itu tanpa harus tinggal di rumah saya, tanggung jawab sekolah dan sebagainya kita berikan bantuan,” kata Walikota Helmi Hasan,

Ia tidak memaksa ASN untuk mengangkat anak yatim tersebut, karena program ini memerlukan keteguhan hati dan pribadi masing-masing.

Bagi yang merasa mampu dan mapan maka diharapkan dapat berbagi kebahagian kepada sesama terutama anak yatim dari keluarga yang tidak mampu.

“Tidak dipaksakan, tapi bagi yang mau saja. Sehingga tidak ada lagi anak yatim yang merasa sendirian, pemerintah betul-betul ingin ambil bagian dalam kebaikan itu,” jelas Helmi.

Sementara itu, Wakil Walikota Dedy Wahyudi SE MM menerangkan setiap pejabat telah diberi jatah kemampuan untuk mengangkat anak yatim, seperti walikota bisa mengangkat 10 anak yatim, wakil walikota 8 anak, Sekda 6 anak, dan pejabat eselon II dan III sebanyak 4 anak dan eselon IV cukup 1 anak saja.

“Mari bersama-sama kita menjadi bapak asuh dari anak yatim. Untuk anak yang masih sekolah maka kita memastikan kebutuhan sekolahnya seperti seragam, sepatu, alat tulis, tas, dan lainnya,” terang Dedy.

Tak hanya itu, setiap bulan juga diberikan semacam santunan minimal Rp 100 ribu per anak. Lebih lanjut Dedy menyampaikan, setelah dikoordinasikan maka terhitung ada 1.100 ASN kota yang ingin mendukung program GPY ini, dan jumlah ini diharapkan bisa terus bertambah sehingga dapat membendung jumlah anak yatim piatu di Kota Bengkulu ini.

“Bayangkan ada 1.100 ASN berarti ada 1.100 lebih anak yatim piatu yang kita santuni. Itu baru pejabat saja, nanti kalau sudah berjalan, kita bisa mengajak pihak lain, misal dari kejaksaan, kepolisian, atau para pengusaha-pengusaha,” papar Dedy.

Untuk memulai program ini, Dedy sudah memerintahkan seluruh camat dan lurah untuk mendata jumlah anak yatim di wilayah masing-masing.

Kemudian akan disesuaikan dengan jumlah pejabat kota yang juga tinggal di wilayah yang sama.

“Jumat nanti insya Allah data itu sudah masuk. Misalnya nanti ada anak yang tinggal di Kelurahan Cempaka Permai, maka saya bisa menjadi bapak asuhnya karena tinggal di kelurahan yang sama,” pungkas Dedy.

(Ad)


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *