oleh

Kampus Perlu Pedoman

 

KEMENTERIAN Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) diminta menyiapkan pedoman untuk reorientasi kurikulum bagi perguruan tinggi.

Selain itu, diperlukan sistem monitoring ketat untuk menjaga kualitas pendidikan perguruan tinggi.

Hal itu diungkapkan Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah 3 DKI, Illah Sailah, di Jakarta, dalam menanggapi rekomendasi Kemenristek Dikti agar perguruan tinggi di Indonesia melakukan reorientasi kurikulum dengan pendekatan pembelajaran transdisiplin, menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terutama yang terkait big data, data science, dan complex sciences yang terjadi saat ini.

Menurut Illah, rekomendasi reorientasi kurikulum itu sangat mungkin dilakukan. Selama ini banyak perguruan tinggi yang secara mandiri telah mulai mengembangkan konsep tersebut pada sistem pembelajaran itu, termasuk pembelajaran jarak jauh.

Banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang menerapkan sistem ajar yang sangat mengedepankan teknologi. “Itu sesuatu yang sebenarnya tinggal melanjutkan saja sekarang,” ujar Illah di Jakarta, kemarin.

Meski begitu, lanjut dia, bila nantinya hal tersebut disahkan sebagai kebijakan nasional, dibutuhkan pedoman pelaksanaan yang jelas bagi pihak kampus. Selain itu, dibutuhkan penjagaan kualitas pemerintah dengan sistem monitoring yang ketat dan intensif lewat berbagai media.

“Evaluasi harus terus dilakukan, jangan memulai kemudian setelah pelaksanaan lepas tangan. Apresiasi bagi yang menjalankan dengan baik juga harus diberikan.” Pemerintah, lanjut dia, juga harus memahami belum semua perguruan tinggi siap menjalankan hal tersebut.

Dibutuhkan waktu dan persiapan bertahap untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pendukung, sumber daya manusia, hingga pemantapan komitmen tenaga pengajar.

“Kesiapan PTS juga harus didorong dengan serius karena PTS kita itu di Jakarta saja ada 333, 57 di antaranya universitas. Namun, yang sudah berbentuk universitas saja belum semua siap karena bukan hanya masalah konten pengajaran, melainkan juga komitmen semua unsur perguruan tingginya sangat penting untuk memastikan sistem tersebut dapat terus berjalan nantinya. Harus ada leadership yang bagus dimulai dari aturan dan instruksi yang jelas dan kuat dari pimpinan,” ujar Illah.

Perlu sosialisasi

Rektor Universitas Gunadarma, ES Margianti, mengatakan secara umum rekomendasi reorientasi kurikulum dari Kemenristek Dikti tersebut telah dilakukan pihaknya.

Peningkatan peran teknologi dan pola kerja kampus yang semakin berkonsep digital telah dilakukan.

Meski begitu, untuk penerapan sistem pengajaran berkonsep digital secara penuh, khususnya pembelajaran jarak jauh, dibutuhkan persiapan matang, khususnya segi pola pengajaran dan dukungan teknologi.

“Dalam pelaksanaan, diharapkan ada sistem monitoring, sosialisasi, serta komunikasi yang baik dari pemerintah pada pihak perguruan tinggi agar tidak terjadi kesalahan.” (MI)

 



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *