oleh

Gerindra: Daripada Jenderal Polisi, Lebih Baik PNS Jadi Pj Gubernur

JAKARTA,RP- Partai Gerindra khawatir publik akan berpersepsi negatif bila jenderal polisi menjadi Penjabat (Pj) gubernur. Maka, lebih baik pejabat PNS saja yang ditunjuk menjadi Pj gubernur.

“Polri itu kan fokus tugasnya menjaga keamanan, bukan mengurusi pemerintahan. Berarti Mendagri tak usah mengambil dari polisi dan juga militer,” kata Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, kepada detikcom, Jumat (26/1/2018).

Usulan itu datang dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Dua jenderal polisi yang diusulkan menjadi Pj Gubernur adalah Irjen M Iriawan dan Irjen Martuani Sormin.

Wakil Ketua Komisi II DPR ini menilai, alih-alih mengusulkan jenderal polisi menjadi Pj Gubernur, Mendagri sebaiknya mengusulkan pejabat PNS dari Pemerintahan Daerah setempat.

Alasan  Mendagri yang menyatakan tak mungkin dirinya menunjuk semua eselon I Kemendagri menjadi pejabat di 17 provinsi, menurut Riza tidak bisa diterima. Bukan berarti karena tak bisa menunjuk semua pejabat dari Kemendagri lantas menjadi pembenaran menunjuk dari polisi.

“Banyak PNS lainnya. Di lingkungan Pemda banyak yang eselon I, atau dari Kementerian lain kalau perlu. Jangan dari polisi,” kata dia.

Dia menyarankan agar Mendagri lebih berhati-hati dalam menentukan Pj gubernur di daerah yang gubernurnya ikut Pilkada atau habis masa jabatannya. Bila polisi yang dipilih menjadi Pj gubernur padahal di Pilkada setempat ada calon kepala daerah berlatar belakang aparat, maka itu bisa menimbulkan prasangka buruk dari publik.

“Terlebih di era 2018 ini banyak tentara dan polisi yang jadi calon. Nanti takutnya ada prasangka-prasangka soal kepentingan tertentu, takutnya dianggap tidak netral,” kata Riza.

Irjen Iriawan diusulkan untuk menjadi Pj Gubernur Jawa Barat karena Gubernur Ahmad Heryawan habis masa jabatannya sebelum pemungutan suara Pilkada. Di Pilkada Jawa Barat, ada calon militer dan polisi yang berlaga. Irjen Martuani diusulkan menjadi Pj Gubernur Sumatra Utara, dan di Sumatra Utara ada calon militer yang berlaga di Pilkada tahun ini.

“Khawatirnya, yang tentara bilang, wah jangan-jangan yang polisi nggak pro-tentara. Ini jadi kasihan institusi Polri-nya,” kata Riza. (dtk/rp)
 



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *