oleh

BI Perwakilan Bengkulu Gelar Seminar Asumsi Makro 2019

 

BENGKULU,RP – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bengkulu menggelar Seminar Asumsi Makro 2019 Provinsi Bengkulu, yang digelar di salah satu hotel Kota Bengkulu, Senin (26/3).

acara tersebut dihadiri Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Karo Ekonomi Setda Provinsi Bengkulu, OJK Bengkulu, DJPBN Bengkulu, serta para peserta yang terdiri dari seluruh Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota, seluruh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten dan Kota Bengkulu.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, seminar ini difokuskan untuk meningkatkan pemahaman mengenai kondisi perekonomian makro Provinsi Bengkulu sebagai dampak dari perkembangan ekonomi global maupun nasional terhadap Provinsi Bengkulu saat ini.

“Ekonomi Indonesia ini di perngaruhi oleh kondisi ekonomi global, seminar Ini sangat bermanfaat untuk perencanaan pembangunan di daerah,” kata Endang  Kurnia, saat di temui selepas acara seminar tersebut.

Pihaknya juga menyampaikan suatu alat strategi, berupa neraca input output yang berguna untuk memonitoring dan menghitung alokasi anggaran, sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi  percepatan pembangunan di suatu daerah.

“Bahkan kami memberikan alat yaitu neraca input output, yang mampu mempercepat alokasi anggaran itu dapat dilakukan secepat mungkin, agar dapat memberikan dampak pertumbuhan yang besar,” ujar Endang.

Hal itu, sampai Endang lagi,  nantinya dapat juga digunakan dalam rangka Musyarwarah Rencana Pembangunan Daerah masing-masing.

Untuk pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan pertama di tahun ini memang masih stagnan atau masih belum ada kenaikan signifikan. Ia memperkirakan hingga akhir tahun ini  ekonomi Provinsi Bengkulu akan tumbuh berkisar 4,9 hingga 5,1 persen.

“Mudah-mudahan dapat lebih jauh (meningkat) dari yang kami perkirakan. Memang porbalitasnya yang paling kuat itu berkisar 4,9 hingga 5,1 persen” tegas Endang.

Hal itu permasalahannya dikarenakan ekonomi Provinsi Bengkulu saat ini relatif belum tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu yang diwakili Kepala Biro Ekonomi Anzori Tawakal menyampaikan apresiasi terhadap Bank Indonesia yang mengadakan seminar tentang asumsi dan indikator dari prospek pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Menurutnya, sektor ekonomi itu sangatlah penting dan berpengaruh bagi kemajuan suatu daerah serta jadi acuan keberhasilan dari jalannya roda pemerintahan.

“Ini hal yang sangat strategis, karena keberhasilan suatu pemerintah itu, salah satu indikatornya dilihat dari sektor perekonomian, karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Anzori Tawakal.

Berbicara ekonomi makro, sebutnya, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu konsumsi, belanja pemerintah, investasi dan ekspor.

“Dari tren yang kita lihat daya konsumsi ini dipengarahui oleh komoditas serta pengahsilan dari masyarakat. Dan tren itu saat ini menurun, namun kita percaya di tahun 2018 ini konsumsi masyarakat akan meningkat,” kata Anzori.

Dirinya berharap, seminar ini dapat menjadi bahan pegangan bagi pemangku kepentingan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Provinsi Bengkulu pada tahun berikutnya, yang tentunya nanti dapat berdampak bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu. (mc).

 

 



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *