oleh

17.333 Ha Hutan Aceh Rusak Sepanjang 2017

 

Aceh,RP- Kerusakan hutan di kawasan Provinsi Aceh masih sangat tinggi. Bahkan cukup mengkhawatirkan bila terus terjadi, sehingga berpotensi akan mengundang bencana alam banjir dan tanah longsor lebih besar pada masa depan.

Misalnya sepanjang 2017, luas kerusakan hutan Aceh mencapai 17.333 hektare (ha). Itu sesuai catatan Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA) yang diperoleh Media Indonesia, Selasa (16/1).

Kalau dilihat angka yang terdeteksi itu memang sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan 2016 lalu, yang saat itu sudah mencapai 21.000 kerusakan.

Namun angka tersebut masih sangat besar bila dilihat dari efek kerusakan tersebut. Apalagi kalau untuk menghasilkan karbon dan kelangsungan semua kehidupan di bumi, tentu harus diwaspadai.

Menurut GIS Manager Yayasan Haka, Agung Dwinurcahya, dari jumlah 17.333 ha kerusakan hutan pada 2017 itu, paling parah terjadi di Kabupaten Aceh Utara 2.348 ha, disusul Aceh Tengah 1.928 ha dan berikutnya Aceh Selatan 1.850 ha.

“Karena kerusakan paling tinggi di Aceh Utara, maka semakin diyakini banjir besar yang sering terjadi di wilayah itu akhir-akhir ini, akibat gundulnya hutan di hulu sungai yang berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah,” katanya.

Pengamatan Media Indonesia, aksi pembalakan liar di Aceh Utara antara lain paling parah pada hutan lindung kawasan makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Meutia dan sekitarnya. Para pembalak yang memiliki jaringan kuat dari kelompok tertentu biasanya menggunakan jalan menuju makam Cut Nyak Meutia di Kecamatan Pirak Timu, sebagai jalur menurunkan kayu.

“Memang mereka menggunakan sepeda motor roda dua untuk mengangkut kayu. Tapi setiap hari ada puluhan sepeda motor beraktivitas dan bukan hanya satu trip mereka jalan mondar-mandir” kata Abdullah, tokoh masyarakat Pirak Timu.

Pada bagian lain, pemerhati lingkungan hidup dan kehitanan Aceh, Muhammad Alwi bin Harun, menyumbangkan 50.000 bibit kayu kepada warga masyarakat, lembaga swasta, lembaga pendidikan, peasantren dan lainnya. Jenis pohon yang disumbangkan antara lain Sengon, cemata laut, jabon, Pinang, mangga dan jengkol.

Tanaman bibit tanaman buah dan horti kultura itu sudah disebarkan di Kabupaten Pidie, Bireuen, Aceh Besar, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara dan Pidie Jaya.

“Saya berkerja sama dengan teman-teman dari pencinta alam dan masyarakat pencinta lingkungan. Alhamdulillah bibit bantuan kami bersedia ditanan oleh siapa saja pencinta lingkungan dan yang peduli hutan. Paling tidak bisa membantu menghijaukan bumi ini dari kegersangan,” kata Muhammad. (*)



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *