oleh

Riri Imbau Lingkungan Keluarga dan Pendidikan Harus Jadi Benteng Penangkal Narkoba

ReferensiPublik.com >> Hari ini, 26 Juni 2019, warga dunia memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). Sebab, di tengah perkembangan zaman yang semakin komplek, Narkoba menambah daftar masalah kehidupan sosial.

Anggota Komite I DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief menuturkan, HANI penting diperingati untuk sering-sering mengingatkan publik mengenai perlunya memperkuat aksi dan kerja sama secara global memberantas peredaran dan pemakaian Narkoba.

“Presiden Jokowi punya komitmen bagus untuk memberantas Narkoba. Dalam pidato pertamanya pas dilantik dulu perang terhadap bahaya Narkoba ini beliau sampaikan di kalimat pembuka. Dan memang saat ini soal Narkoba ini sudah darurat. Kerjasamanya nggak bisa level nasional lagi, tapi sudah harus ditangani secara internasional,” kata Riri Damayanti kepada media, Rabu (26/6/2019).

Kakak Pembina Duta Generasi Berencana BKKBN Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, kecemasan terbesarnya terhadap Narkoba adalah penyalahgunaan barang-barang kimia berbahaya tersebut di kalangan milenial.

“Coba cek data. Sebagian besar pengguna Narkoba ini kelompok remaja dan pemuda. Padahal remaja dan pemuda ini adalah masa depan bangsa dan negara. Saya khawatir kita gagal membangun bangsa dan negara ini kalau kita gagal mendidik millenial kita dari segala sesuatu yang dapat merusak mereka,” tegas Riri Damayanti.

Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bengkulu ini menambahkan, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan pergaulan remaja serta pemuda harus dapat menjadi benteng untuk menangkal penggunaan dan peredaran Narkoba.

“Sudah cukup anak-anak yang hancur masa depannya karena Narkoba. Akhirnya kebahagiaan keluarga sang anak jadi berantakan. Jadi buat pendidik, para orang tua, yuk kita bimbing remaja dan pemuda kita untuk berada di lingkungan yang nyaman dan sehat, jauh dari Narkoba,” demikian Riri Damayanti.

Data terhimpun, Pemerintah Republik Indonesia melalui berbagai lembaga negara tak henti-hentinya mensosialisasikan tentang bahaya Narkoba. Narkoba alami seperti opium, kokain dan ganja yang dahulunya digunakan untuk kepentingan pengobatan, kini justru dijadikan oleh sekolompok orang untuk kepentingan konsumsi secara berlebihan yang melahirkan banyak dampak buruk bagi kesehatan penggunanya.

Masalah ini semakin kompleks lantaran penggunaan dan peredaran Narkoba jauh lebih gencar ketimbang edukasi, sosialisasi dan riset ilmiah tentang Narkoba tersebut.

Masifnya pergaulan bebas yang masuk melalui pintu-pintu kebudayaan seperti media massa dan layar kaca menggusur kehidupan sosial religius. Lingkungan kehidupan agamis di masyarakat perlahan-lahan pudar, digantikan dengan lingkungan yang hedonis, glamour dan konsumtif.

Narkoba menipu kalangan remaja dan pemuda dengan kenikmatan semu. Sementara agama seakan kehilangan roh untuk dapat memberikan kenikmatan yang sejati bagi millenial masa kini.

Padahal telah jelas Narkoba membawa orang pada kehancuran, keterpurukan dan kematian, sementara agama membawa orang pada kemuliaan, kebahagiaan dan kesuksesan.

(Ads)



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *