oleh

Prospek Komuditas Unggulan Jeruk Gerga Siap Ekspor

#Sejarah Jeruk RGL (Rimau Gerga Lebong)

ReferensiPublik.com >> Jeruk Keprok Rimau Gerga Lebong (RGL) menurut sejarah berasal dari Israel, lewat Thailand. Jeruk ini ditanam di tanah Brastagi Kabupaten Karo Sumut dan kemudian dibawa dan ditanam oleh Gerga, petani asal Lebong Bengkulu.

Jeruk RGL merupakan salah satu komoditas potensial desa Rimbo Pengadang Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong karena mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Warna yang memiliki   khas yakni kuning menggoda ini membuat konsumen/penikmat  ingin mencicipnya dan rasanya yang manis segar serta kandungan air  tinggi mencapai 300 gram per buah, ini menjadikan jeruk sangat potensial untuk dikembangkan.

Jeruk Gerga juga miliki prospek menjanjikan. Bagaimana tidak, Jeruk Gerga tak hanya di pasar  tradisional, kini jeruk berkulit tebal ini telah merambah outlet buah dan juga pasar modern.

Melihat Juruk Gerga sangat potensial Gubernur Rohidin Mersyah mengatakan akan menyaipkan badan jalan serta sentral reproduksi di kawasan ini.

“Petani kita sudah punya semangat, jadi jangan sampai ada kendala seperti  pupuk, pengolahan dan lain sebagainya. Monitor betul stock dan kebutuhan petani, kemudian diatribusinya kita juga secara bertahap, siapkan badan jalan pada sentra produksi seperti kawasan ini,” ujar Rohidin.

Untuk peningkatan produksi agar siap ekspor, menurut Rohidin, saat ini masih memerlukan perluasan lahan. Pasalnya, untuk pasar skala ekspor, kuantitasnya belum bisa terpenuhi.

“Ya kita siapkan untuk ekspor secara perlahan, karena prospeknya ada. Peluasan lahan, kemudian infrastruktur pendukung juga harus kita siapkan. Jeruk Gerga ini prospek menjadi komoditas unggulan, yang juga menyejahterakan petani,” tandasnya.

Sememntara itu Oni Aryani, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu menyampaikan bahwa pengembangan jeruk RGL tersebar di beberapa Kabupaten di Bengkulu seperti Lebong, Kepahiang dan Rejang Lebong.

“Karena keunggulan yang dimiliki buah ini menyebabkan semakin banyak masyarakat yang mengembangkan jeruk jenis keprok yang telah resmi dilepas oleh Menteri Pertanian pada Mei 2012 yang lalu,” kata Oni.

Saat ini pengembangan jeruk RGL meluas hingga kabupaten Kaur, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah. BPS menyebutkan, pada 2017 tercatat produksi jeruk di provinsi Bengkulu mencapai 4.683 ton.

“Jeruk ini dapat dipanen sepanjang tahun. Jika dipelihara dengan baik, dalam satu pohon mampu menghasilkan buah sebanyak 100-150 kg/tahunnya. Selain dijual ke pasar tradisional, juga telah mulai masuk ke outlet-outlet buah dan pasar modern,” ujarnya.

Dalam hal ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu H. Lierwan, menyampaikan sebagai wujud tanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya Industri Kecil Menengah (IKM) dan sebagai respon atas Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2007 tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, Pihaknya ingin mengembangkan sektor industry sirup jeruk gerga yang diusahakan beberapa tahun kedepan.

“Sesuai Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2007 tentang percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, Fokus utama kita yakni pengembangan potensi daerah yang diharapkan dapat menyamakan persepsi semua pemangku kepentingan dalam hal pengembangan produk  di daerah. khusus pengembangan industri sirup jeruk gerga dan Ekpor, dikarenakan jeruk gerga merupakan komoditi yang khas dan berpotensi,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Ir. Ricky Gunarwan mengatakan, saat ini fokus dalam pengembangan buah-buahan dan komoditas jeruk masih menjadi fokus utama yang menjadi perhatian.

“RGL yang berasal dari Bengkulu ini merupakan salah satu jeruk unggulan nasional yang berwarna orange selain Siem Madu Karo, Siem Gunung Omeh, Keprok Batu 55, Keprok SoE, Siompu, Borneo Prima dan DN Sabilulungan. Jeruk-jeruk seperti ini akan fokus kita kembangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagai subtitusi siap ekspor,” katanya.

Sampai saat ini Kementan telah mengembangkan kawasan jeruk seluas 18 ribu hektare yang tersebar di berbagai sentra produksi dan Provinsi Bengkulu salah satunya.

“Sampai 2018 telah dikembangkan kawasan jeruk seluas 746 Hektar yang tersebar di Kabupaten Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah, dan pada tahun ini akan kita perluas 195 Hektar lagi,” tambahnya.

Ricky menuturkan, komoditas unggulan Bengkulu ini dapat tumbuh baik di dataran medium antara 400-900 mdpl. Dengan ketinggian seperti ini maka buah ini berpotensi untuk dikembangkan di daerah lain seperti di Lampung, Garut dan Malang

Selain memfasilitasi pengembangan kawasan, juga akan fokus dalam melakukan pendampingan komoditas buah strategis ini.

“Diharapkan kedepan sentra-sentra jeruk akan mampu menghasilkan jeruk bermutu dan mampu bersaing dengan jeruk impor,” tutupnya dengan nada optimistis.

Salah satu Penjual Jeruk Gerga di Pasar Panonama Susi Anjarwati menjelaskan, hal yang menyebabkan buah ini disukai oleh konsumen adalah perpaduan rasa asam manisnya.

Rasanya Khas dapet banget dilidah beda dengan jerung yang lain, dan ukuran buahnya lumayan besar. Namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki diantaranya adalah mutu buahnya terutama warna kulit buahnya yang kuningnya terkadang tidak merata. Kami berharap pemerintah dapat membantu petani jeruk RGL agar mampu menghasilkan buah jeruk bermutu sesuai yang diinginkan pasar,” tuturnya.

(ADV)


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *