oleh

Pengaruh Money Politik di Pilkada Palembang Tidak Besar, Ini Alasannya

 

PALEMBANG,RP-Konstalasi perebutan suara pada Pilkada Palembang semakin dekat, semakin ketat. Ancaman akan ada money politik atau politik uang kelak tetap akan menjadi tantangan bagi masyarakat dalam menentukan pilihan.

Meskipun begitu, aksi sosial atau bantuan dari pasangan calon (money politik), nantinya belum tentu menjadi pemilih dalam memberikan dukungan di Pilkada Palembang.

Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Kuadran, yang menunjukkan jika masyarakat Palembang sudah ada pilihannya jauh- jauh hari.

“Toleransi warga kota Palembang terhadap money politik, ternyata sebanyak 42 persen menyatakan mau menerima, tetapi belum tentu memilih yang memberi uang atau sembako,” kata Direktur Eksekutif lembaga survei Kuadran, Didi Wahyudi saat rilis hasil survei di Aryaduta Hotel Palembang, Rabu (22/5/2018).

Menurut Didi, sikap masyarakat Palembang sudah cerdas karena sebagian sudah berwawasan, terhadap ancaman politik uang kedepan.

“Selain mau menerima tetapi tidak mau memilih paslon bersangkutan, 35,25 persen responden tidak mau menerimanya.

Hanya sekitar 10,50 persen yang memilih calon yang memberi paling banyak, dan sekitar 12, 25 persen saja yang mau menerima dan memilih,” ucapnya.

Dijelaskan Didi, dari empat pasangan calon walikota dan wakil walikota Palembang atau (Pilwako) Palembang yamg bertarung di Pilkada 2018, hanya ada 2 paslon yang berpotensi besar memenangkan Pilkada pada 27 Juni nanti, yaitu paslon Harnojoyo- Fitrianti Agustinda, dengan Sarimuda- Harnojoyo. Namun peluang dua kandidat lainnya masih terbuka.

Dimana rilis temuan hasil survey Kuadran yang digelar pada 11-18 Mei lalu. Dimana, dua kandidat yang bersaing ketat yakni incumbent Harnojoyo-Fitrianti Agustinda dengan elektabilitas 31,25 persen, Sarimuda-Rozak (28,75 persen).

Kemudian di urutan ke 3 dan 4 ada nama M Akbar Alfaro- Herno, dan pasangan Mularis-Syaidina Ali berada di posisi empat.

“Pilkada Palembang semakin dekat, semakin ketat. Dan dapat disimpulkan jika dinamisasi politik tidak ada perubahan, maka swing voters menjadi penentu kemenangan,” ujarnya. (trb)

 



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *