Bengkulu, RP- Pada bulan Desember 2017 Provinsi Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,70%, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,17%.
“Secara tahunan pada bulan Desember 2017 tercatat sebesar 3,56%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,99%. Meningkatnya tekanan inflasi pada bulan Desember 2017 bersumber pada tekanan pada kelompok volatile foods, terutama pada meningkatnya harga komoditas cabai merah dan beras. harga komoditas cabai merah dan beras yang tinggi didorong oleh minimnya pasokan akibat pengaruh cuaca ekstrim, sedangkan permintaan tetap tinggi,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Endang Kurnia Saputra dalam konrensi Persnya di media center Pemprov Bengkulu, Rabu (3/1).
Dikatakan Endang, dengan perkembangan tersebut, maka pencapaian inflasi Provinsi Bengkulu pada tahun 2017 tercatat sebesar 3,56%. Sementara itu, pada tahun 2018 inflasi pada bulan Januari diperkirakan menurun, itu dibuktikan berdasarkan rata-rata hiostoris 5 tahun terakhir (2013-2017).
Pada tahun 2017 bulan Januari inflasi sebesar 0,61%, tahun 2018 inflasi sebesar 0,64% atau secara tahunan sebesar 3,17%. Menurunnya tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok voatile foods dan administered prices, seiring dengan berkurangnya ekspetasi konsumsi, kondisi cuaca yang semakin membaik, serta berakhirnya periode high season penerbangan.
Disamping itu, lanjut Endang, inflasi pada triwulan I 2018 diperkirakan akan berada pada rentan 2,42-3,29%, berada dalam inflasi Nasional. Ada lima point penting yang perlu dicermati, yakni ppPotensi penyesuaian harga BBM dan tarif dasar listrik, kenaikan tarif cukai rokok, peningkatan daya beli masyarakat akibat bertambahnnya pendapatan (UMP dan TPP PNS), rencana penyederhanaan golongan pelanggan listrik rumah tangga oleh pemerintah pusat, dan potensi depresiasi rupiah terhadap USD akibat kebijakan suku bunga Amerika Serikat. (Achmad)
Komentar