oleh

64 Komoditi Ungulan Bengkulu Kantongi Hak Kekayaan Intelektual

BENGKULU. RP  – Pemerintah Provinsi Bengkulu resmikan gedung baru Dekranasda. Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan sertifikat Indikasi Geografis dan launching Hak Kekayaan Intetelektual (HKI) 64 komoditi unggulan, dari Direktur Merk dan Indikasi Geografis Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham.
Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kementerian Perindustrian Imam Haryono, mengaku bangga dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan launching hak kekayaan intetelektual 64 komoditi unggulan daerah.
Menurutnya, hal ini akan meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk – produk unggulan daerah ditengah membanjirnya produk – produk impor yang semakin menyebar ke berbagai pelosok.
“Event ini saya kira tonggak bersejarah bagi Provinsi Bengkulu, kami harapkan produk – produk unggulan daerah dapat lebih dikenal luas oleh potencial buyer, baik dari dalam negeri bahkan buyer luar negeri,” terang Imam Haryono.
Selain penyerahan Sertifikat Indikasi Geografis dan launching hak kekayaan intetelektual 64 komoditi unggulan, pada kesempatan ini, juga dilakukan pemecahan Rekor MURI oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu “Minum Sirup Jeruk Kalamansi Peserta Terbanyak” yakni 2000 Botol Sirup Jeruk Kalamansi.
Gedung Baru Dekranasda Provinsi Bengkulu Diresmikan
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) harus mampu dikelola oleh masing – masing kabupaten/kota secara produktif. Dimana produknya memang bagus sesuai dengan selera pasar, selain juga harus ada tenaga pemasar yakni karyawan yang profesional. Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang didampingi Ketua Dekranasda Provinsi Bengkulu Derta Wahyulin Rohidin dalam peresmian Gedung Dekranasda Provinsi Bengkulu, Sabtu (17/11).
“Jadi jika orang datang ke Bengkulu ketika dia mampir ke Dekranasda dia sudah melihat semua produk Bengkulu dan yang ditampilkan adalah produk terbaik dari Kabupaten/Kota,” jelas Rohidin Mersyah.
Tidak kalah penting tambah Rohidin, kemasan packagingnya harus bagus serta menghidupkan event yang ada di lokasi. Baik melalui pentas budaya dari masing – masing daerah atau kreasi menu dari masing – masing ormas perempuan yang ada.
“Jika siklus ini terus, misal pemusik lokal ditampilkan, para pelukis lokal ditampilkan, ini bisa jadi pasar seni, dan anjungan ini pasti hidup,” jelas Rohidin.
(Mc/Morecka)


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *