oleh

Gunadi Yunir Gelar Reses, Jaring Aspirasi Masyarakat Bengkulu Selatan

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Gunadi Yunir Gelar Reses Di Desa Gindo Suli, Bengkulu Selatan

Bengkulu,referensipublik.com – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Gunadi Yunir menggelar reses masa sidang ke II, Dapil 6 Bengkulu Selatan dan Kaur, guna menampung keluh kesah dan aspirasi masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan, Senin (25/07/22).

Diketahui, di Kabupaten Bengkulu Selatan, Gunadi menggelar reses di 4 tempat, diantaranya Desa Gindo Suli, Desa Gunung Kayo, Kecamatan Bunga Mas. Desa Lawang Agung, dan Desa Tanjung Besar Kecamatan Kedurang, yang digelar selama 4 hari, terhitung sejak 20-23 Juli.

Dalam sambutannya saat menggelar reses di Desa Gindo Suli, Gunadi mengungkapkan kepada para warga untuk dapat menyampaikan keluh kesah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat desa tersebut.

Dan dalam reses ini, Gunadi menyebut bahwa tujuan lain dari pada itu adalah sebagai ajang silaturahmi antar wakil rakyat dan para warga.

“Apa yang menjadi kendala di masyarakat, sehingga kendala ini kita berusaha dalam mencari solusi, dan dalam artian kita bertatap muka ini untuk bersilaturahmi, jangan sampai tidak kenal dengan pejabat yang ada di semua tingkatan, misalnya tidak kenal dengan BPD Desa, tidak kenal dengan anggota DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi,” jelas Gunadi.

Dari ke-4 reses yang di gelar Gunadi, tampak antusias para warga menyampaikan keluh kesah yang terjadi di masyarakat, namun rata-rata mengalami persoalan yang sama, seperti masalah pupuk yg susah didapat, anjloknya harga sawit, masalah pembuatan Siring pasang, dan bantuan pembuatan masjid.

Terkait harga sawit yang anjlok, Gunadi selaku wakil rakyat, mengatakan akan berupaya menstabilkan harga sawit, dengan melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait.

“Saya mohon kepada bapak Gunadi, kiranya untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, dalam hal ini menteri perdagangan atau menteri pertanian, agar kiranya harga sawit ini dapat stabil,” kata salah satu warga.

Menanggapi hal itu, Gunadi menyebut bahwa memang sekarang buah sawit luar biasa banyak, namun harga anjlok, sehingga membuat para petani merasa enggan untuk berkebun.

“Sebentar lagi, kita tidak akan menggunakan pupuk, karena tidak bisa membeli pupuk, lantaran harga yang luar biasa mahal,” kata Gunadi.

Gunadi mengatakan bahwa Luhut diketahui datang ke provinsi Bengkulu, menemui para kepala desa, salah satunya membahas persoalan TBS, yang mayoritas masyarakat di provinsi Bengkulu ini adalah petani, terkhusus Bengkulu Selatan.

“Kami sudah berusaha, agar pihak perusahaan untuk menstabilkan harga. Dan ini tidak main-main, sangking susahnya kita di Provinsi Bengkulu, Menteri Luhut Binsar Panjaitan turun ke Provinsi Bengkulu,” kata Gunadi.

Gunadi menyebut bahwa kendala ini sebenarnya bukan hanya terjadi di daerah Bengkulu Selatan saja, tapi termasuk kondisi ekonomi di seluruh wilayah Indonesia juga belum stabil.

Kemudian salah seorang warga didesa lainnya, juga menyebut bahwa saat ini para warga sedang dalam proses pembangunan masjid setempat, yang dibangun melalui dana yang bersumber dari sumbangan para warga, dari swadaya hasil panen.

“Kami sebagai masyarakat sangat berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, terutama yang kami harapkan dari pemprov untuk saat ini. Melalui bapak, kami mohon tolong di bimbing, tolong di perjuangkan apa yang menjadi harapan adik sanak dusun pejayau dan Desa Gunung Kayo.” ungkap salah satu warga.

Gunadi juga ingin, agar desa Padang Bernai hingga Tanjung Aur menjadi desa wisata, hingga di kawasan pinggir pantai dapat menjadi tempat wisata, mulai dari pertanian, dan wisata laut.

“Jadi se-Kecamatan Bungo Mas, 10 Desa ini bersepakat ingin menciptakan desa kita ini menjadi desa wisata di kecamatan Bunga Mas, jadi bersama – sama BPD, Kades, dan camat, untuk melakukan pertemuan bersama menteri pariwisata,” kata Gunadi.

Kemudian juga terkait honor imam dan hansip, Gunadi menyebut lantaran dana desa yang dibatasi, sehingga jangankan untuk memberikan reward, gaji imam saja tersendat.

“Namun untuk saat ini jangankan memberi reward imam, gaji saja kadang-kadang berasa ngemis, termasuk honor para hansip, nah untuk saat ini semua dibebankan pada desa, desa mendapat kendala dari pusat, sehingga membuat desa tidak bisa terlalu banyak bergerak,” tutup Gunadi menggunakan dialek daerah.

Ia menyebut bahwa dari semua aspirasi yang disampaikan para warga, akan dibahas dan dikoordinasikan kepada komisi lainnya, jika ada keluhan masyarakat yang menyangkut dengan komisi lain yang membidangi sesuai keluhan para warga, kemudian akan dibahas dalam rapat paripurna DPRD Provinsi Bengkulu. (Adv)



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *