oleh

Tingkatkan Daya Saing Usaha dengan Inovasi dan Tekhnologi

ReferensiPublik.com >> Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, daya saing usaha akan semakin baik jika efisiensi dan produktifitasnya meningkat. Sedangkan efisiensi dan produktifitas hanya bisa dilakukan dengan syarat adanya inovasi dan penerapan tekhnologi.

“Inovasi bisa dilakukan oleh semua sektor, terapkan tekhnologi maka akan terjadi efisiensi dan akan terjadi peningkatan produktifitas. Jika kedua hal ini dilakukan maka pasti daya saing usaha itu akan semakin baik,” tegas Gubernur Rohidin, saat acara pelantikan pengurus Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit (GAPKI) Cabang Bengkulu, di hotel kawasan Kota Bengkulu, Rabu (10/04/2019).

Hal itu diutarakannya, dihadapan pelaku usaha Sawit yang ada di Bengkulu, karena menurutnya, posisi industri Kelapa Sawit merupakan salahsatu komoditas utama di Provinsi Bengkulu, yang memiliki fungsi sangat penting dalam rangka mendongkrak ekonomi Bengkulu.

Peta perkebunan Sawit Bengkulu sekitar 65 persen adalah perkebunan rakyat dan sisanya 35 persen adalah perkebunan swasta.

Dirinya berharap adanya peran GAPKI untuk meningkatkan perkebunan rakyat dengan jalan plasma.

Pengurus GAPKI Cabang Bengkulu dilantik langsung oleh Ketua Umum GAPKI Pusat Joko Supriyono. Dimana terplih sebagai Ketua GAPKI Cabang Bengkulu periode 2019-2024 yaitu John Indarsyah Siregar.

Dalam amanatnya, Joko supriyono mengharapkan pengurus GABKI Cabang Bengkulu yang baru terpilih ini dapat meningkatkan industri Kelapa Sawit khususnya di Provinsi Bengkulu ini.

Hal itu mengingat banyaknya tantangan yang dihadapai dalam meningkatkan industri Sawit.

Pada tahun lalu ekspor Sawit mengalami penurunan dikarenakan adanya penurunan harga sawit dunia.

“Inilah pentingnya Sawit, sehingga pemerintah terus mendorong industri Sawit ini untuk mendongkrak ekonomi negara,” sampai Joko.

Dijelaskannya lebih lanjut, industri Sawit saat ini mendapat tantangan dari rencana regulasi pelarangan Sawit di negara Eropha.

Jika regulasi ini benar-benar diterapkan, jelasnya, dampaknya akan cukup mempengaruhi industri Kepala Sawit di Indonesia.

“Oleh karena itu, pemerintah sekarang menggalang kekuatan dan kekompakan bersama elemen masyarakat untuk menolak regulasi dari Negara Eropha tersebut,” sebut Joko.

Bengkulu, menurutnya memang bukan penghasil Kepala Sawit yang terbesar di Indonesia, tapi komoditas Sawit di Bengkulu merupakan komoditas utama.

Sehingga dirinya juga berharap adanya kerjasama antar stakeholder dan pemerintah dalam meningkatkan produksi Kelapa Sawit ini.

(S-Mc)


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *