oleh

Stabilitas Perekonomian Indonesia Terkendali

ReferensiPublik.com >> Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan stabilitas ekonomi Indonesia tetap terkendali di tengah turbulensi ekonomi dunia, dengan tingkat inflasi Mei 2019 sebesar 3,32 persen.

“Tingkat inflasi yang rendah tersebut diyakini akan menjaga tingkat konsumsi masyarakat,” kata Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Minggu (23/06/2019).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2019 diperkirakan berada pada kisaran 5,02-5,13 persen. Dengan demikian, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sampai dengan semester I-2019 diperkirakan mencapai 5,10 persen, meningkat dari triwulan I-2019 yang sebesar 5,07 persen.

“Pertumbuhan tersebut antara lain diperkuat oleh hasil assessment lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s (S&P) yang menaikkan peringkat Indonesia dari BBB- ke BBB dengan outlook stable pada 31 Mei 2019, peningkatan tersebut dicapai tanpa harus melalui peringkat BBB- outlook positive,” ujarnya.

Pendapatan Negara dan Hibah Tumbuh 6,2 Persen, pada bagian lain, Sri Mulyani memaparkan, Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir Mei 2019 mencapai Rp728,45 triliun atau 33,64 persen dari target APBN 2019. Realisasi tersebut menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan sebesar 6,2 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melonjak dari pertumbuhan April 2019 yang hanya sebesar 0,5 persen (yoy).

Lonjakan tersebut dipengaruhi oleh positifnya kondisi perekonomian disertai siklus kegiatan bisnis yang dipengaruhi oleh momentum hari besar.

Secara rinci, lanjut Menkeu, realisasi Penerimaan Pajak hingga akhir Mei 2019 mencapai Rp496,65 triliun atau 31,48 persen dari target APBN 2019, tumbuh 2,43 persen (yoy). Kinerja penerimaan pajak tersebut terutama ditopang oleh Pajak Penghasilan (PPh) yang dipengaruhi oleh membaiknya kondisi ketenagakerjaan Indonesia.

Pada awal 2019, tingkat pengangguran terbuka tercatat 5,01 persen, menurun dibanding periode sebelumnya yang mencapai 5,13 persen. Kinerja PPh juga didorong oleh penyerapan belanja barang yang tumbuh 16,89 persen (yoy) serta tren positif peningkatan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pasca-pelaporan SPT Tahunan.

Realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai hingga akhir Mei 2019 mencapai Rp72,67 triliun atau 34,80 persen dari target APBN 2019, tumbuh 35,11 persen (yoy). Perbaikan kinerja Penerimaan Kepabeanan dan Cukai terutama ditopang oleh penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dan cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) yang masing-masing tumbuh sebesar 60,17 persen (yoy) dan 27,79 persen (yoy).

“Pertumbuhan ini merupakan dampak kebijakan relaksasi pelunasan pemesanan pita cukai; tidak adanya kenaikan tarif CHT pada tahun 2019; serta keberhasilan penertiban cukai berisiko tinggi dalam mengurangi peredaran hasil tembakau dan MMEA ilegal,” katanya.

Sementara, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 31 Mei 2019 mencapai Rp158,42 triliun atau 41,88 persen dari target APBN 2019. Realisasi tersebut tumbuh 8,61 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, melonjak signifikan dari kinerja April lalu yang negatif 14,8 persen.

(Ip)


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *