oleh

Lawan Covid-19, Senator Riri Minta Maksimalkan Dana Desa dan Prioritaskan yang Miskin

ReferensiPublik.com  – Pada 2 April 2020, 1.790 orang yang tersebar di 31 provinsi di Indonesia dinyatakan positif covid-19. Studi Centre for Mathematical Modelling of Infectious Diseases (CMMID) menyebutkan, angka tersebut sebenarnya jauh lebih banyak karena masih adanya kasus-kasus yang tidak terlaporkan.

Anggota Komite II DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief mengungkapkan, sesuai surat edaran Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang “Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa” tertanggal 24 Maret 2020, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI telah secara tegas mengatur agar Dana Desa dapat dipergunakan untuk melawan virus corona di seluruh wilayah Indonesia.

“Ini kebijakan yang patut diapresiasi karena memang sekarang situasinya di berbagai daerah sudah hampir masuk ke depan pintu krisis. Semua penggunaan Dana Desa maupun Kelurahan di Bengkulu hendaknya dimaksimalkan dengan baik untuk melawan covid-19,” kata Riri Damayanti.

Anggota Kaukus Perempuan Parlemen RI ini berharap agar setiap desa dan kelurahan dapat mengelola penggunaan anggaran sesuai dengan standar penanganan covid-19 sebagaimana yang diatur dalam surat edaran kementerian tersebut.

“Prioritaskan untuk mereka yang miskin, mengalami kesulitan hidup, dan semua pedagang kecil yang betul-betul terpukul ekonominya dengan adanya kejadian pandemi covid-19 ini,” ungkap Riri Damayanti.

Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bengkulu ini menjelaskan, sejak beberapa pekan terakhir, keluhan para pedagang kecil yang kehilangan penghasilan karena pandemi covid-19 ini sudah cukup banyak ia tampung.

“Maksimalkan fasilitas desa untuk tangani covid-19, siapkan tempat cuci tangan di tempat-tempat umum, lakukan penyemprotan disinfektan, cegah adanya kerumunan warga dalam satu titik, jalankan koordinasi secara rutin dengan pemda agar semuanya kompak,” demikian Riri Damayanti.

Data terhimpun, masih adanya fasilitas layanan kesehatan yang tidak mendukung penanganan covid-19 di kawasannya diprediksi akan memicu ledakan pandemi corona di Indonesia bulan-bulan mendatang terutama pada bulan April hingga Juli 2020.

Pemerintah kini kian gencar mensosalisasikan pentingnya jaga jarak sesuai perhitungan asisten profesor di Fakultas Kedokteran Universitas California Robert Signer, satu orang positif covid-19 yang tidak melakukan jaga jarak bisa menyebabkan 406 orang lain terinfeksi pada hari ke-30.

Sebaliknya, jika dia mengurangi kontak fisik sebesar 50 persen, jumlah penularannya bisa turun menjadi 15 orang pada periode waktu yang sama.

Sementara Presiden Joko Widodo telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat untuk mengatasi pandemi covid-19 di Indonesia dan memutuskan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kabar mengejutkan datang dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang membeberkan data Badan Intelijen Negara (BIN) bahwa penyebaran covid-19 akan mengalami puncak pada Juli 2020 dengan angka 106.287 kasus. Namun penambahan angka secara drastis itu tidak akan terjadi bila masyarakat melakukan disiplin sosial dalam melakukan langkah-langkah pencegahan.

[Ads]



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *