oleh

DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah Gelar Rapat, Raperda APBD-P Dibahas Dengan Catatan

BEGKULU TENGAH,  RP – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Bengkulu Tengah menggelar Rapat Paripurna Pengesahan APBD-P 2018. Bertempat di Gedung Aula DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. Sabtu (15/9).

Rapat tersebut dihadiri langsung Wakil Bupati Bengkulu Tengah Seftiferyadi STP, Ketua DPRD Tarmizi S.Sos, Waka  I Rico Zaryan Putra, Waka II H. Rahmat Ali, Pabung Polri, Sekda, seluruh SKPD, Camat, serta Sekretaris DPRD Nurul Iwan Setiawan S,Sos.

Dalam paripurna fraksi menyetujui Raperda APBD-P untuk dilanjutkan pembahasannya, namun ada fraksi yang memberikan beberapa catatan.

Hal ini disampaikan , juru bicara Fraksi Gerindra anggota komisi III, Indra Utama mengatakan, ia meminta langsung kehadiran Bupati Bengkulu Tengah untuk hadir langsung tanpa diwakili, karena dari masa sidang pertama bupati tidak hadir dan selalu diwakilkan, ini sangat disayangkan karena paripurna pembahasan menyangkut masyrakat banyak, bagaimana bupati akan tau permasalahan yang ada di benteng kalau tidak hadir saat paripurna,” Kata Indra Utama.

Senada dengan juru bicara fraksi PKS Ir. Sucipto menjelaskan, bahwa semenjak pembahasan pertama sampai ke empat ini selalu diwakilkan,” jelas Sucipto.

Sementara itu, Ketua komisi II, Marlon Purba menyampaikan, untuk kesekian kalinya komisi II bidang pertanian menanyakan keseriusan dari pihak eksekutif mengenai harga sawit pemda Bengkulu Tengah, sampai saat ini harga sawit di Bengkulu Tengah belum ada kenaikan harganya, banyak petani sawit merugi.

“Dari 4 pabrik sawit yang ada di Benteng 3 diantaranya tidak mempunyai perkebunan sendiri, ini berarti 3 CPO yang ada hanya mengandalkan buah sawit dari petani,” katanya.

Saat dikonfirmasi Wakil Bupati Bengkulu Tengah, Seftiferyadi STP mengatakan, pihak kami eksekutif sudah bekerja mengenai permasalahan harga sawit di benteng, kami juga sudah menyiapkan tim pengawas untuk harga sawit.

Hal yang sama disampaikan Kadis Pertanian Benteng, Supawan said dari pihak pertanian yang ada di Benteng mengatakan“kami sudah berkerja dan menurunkan tim pengawasan, bahkan laporan pengawasan setiap hari masuk,”katanya.

“Kalau masalah harga kami tidak berani berbuat banyak karena itu sudah di tetapkan oleh pemerintah Provinsi, kalau sekarang anjloknya harga sawit itu dikarenakan tidak bisa mengekspor CPO sekarang menumpuk di tanki pabrik yang ada di benteng,”ungkapnya.

(ADV/Ad)

 

 



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *