oleh

Bahaya Krisis Pangan Kian Nyata, Riri: Bengkulu Tidak Boleh Kalah dengan Covid-19

ReferensiPublik.com – Krisis kesehatan akibat Covid-19 telah nyata mengundang ancaman krisis besar secara ekonomi dan pangan. Food and Agriculture Organization (FAO) sebuah Organisasi Pangan Dunia specialized agency dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengeluarkan peringatan mengenai hal ini.

Anggota Komite II DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief mengungkapkan, institusinya terus melakukan inventarisasi dampak Covid-19 terhadap masalah pangan terutama di daerah-daerah.

“Pangan adalah nyawa masyarakat. Mulai sekarang masalah krisis pangan ini harus diantisipasi. Kalau tidak bisa dengan cara muluk-muluk, saat stay at home, cobalah berkebun di pekarangan rumah. Tanam apa saja yang bisa tumbuh. Entah cabe, sayur-sayuran dan sebagainya,” kata Riri Damayanti, Kamis (14/5/2020).

Senator muda Indonesia ini menekankan, DPD RI sebagai salah satu lembaga tinggi negara akan terus membahas perkara ini dengan pemerintah, terutama agar kebijakan nasional dalam menghadapi krisis pangan tidak sampai merugikan daerah.

“Saya mengajak pemerintah daerah untuk menyediakan bibit secara gratis bagi setiap masyarakat yang ingin berkebun di pekarangan rumahnya atau di lahan-lahan kosong. Tidak perlu menjadi seorang ahli dalam berkebun, internet sudah menyediakan banyak informasi bagaimana cara berkebun yang baik,” ujar Riri Damayanti.

Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bengkulu ini memaparkan, keterbatasan Badan Urusan Logistik (BULOG) saat Pemerintah Kota Bengkulu membutuhkan beras untuk dibagikan kepada masyarakat adalah salah satu bukti bahwa masalah pangan akan jadi masalah serius pada hari-hari ke depan.

“Bengkulu tidak boleh kalah dengan Covid-19. Siapkan cadangan pangan bila kondisi ke depan semakin darurat. Makanan yang baik dan terjangkau di kantong rakyat harus ada,” demikian Riri Damayanti.

Untuk diketahui, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah merencanakan mengantisipasi krisis pangan di Indonesia dengan melakukan intensifikasi lahan pertanian di pedesaan seluas 75.000 hektare (ha).

Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ada 200 ribu hektare lahan gambut di wilayah Kalimantan bakal dialihfungsikan sebagai areal persawahan.

Krisis pangan mulai melanda dunia sejak Covid-19 melanda Tiongkok dan menjadi parah di Amerika Serikat saat ini.

Di Indonesia sendiri kelangkaan mulai terjadi terhadap beberapa hasil pertanian seperti beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging, dan ayam.

[Ads]


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *