oleh

Darmin: Tidak Usah Berdebat Lagi Beras Surplus atau Defisit!

 

JAKARTA,RP- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasuitian meminta kepada semua pihak untuk tidak lagi memperdebatkan perihal impor beras.

Kebijakan impor berasmenjadi pro kontra karena di satu sisi Kementerian Pertanian mengklaim stok beras masih cukup bahkan surplus, namun di sisi lain Kementerian Perdagangan justru mengajukan impor 500.000 ton beras.

“Tidak usah lagi berdebat ini surplus atau defisit, harganya naik, begitu saja,” kata Darmin  saat ditemui di kantornya pada Jumat (19/1/2018).

Ia menilai, kenaikan harga beras di sejumlah tempat beberapa waktu belakangan ini sudah membuat masyarakat kesusahan. Sehingga, dia minta agar kementerian dan lembaga terkait fokus pada penanganan persoalan harga yang melambung tinggi ketimbang meributkan siapa yang benar dan yang salah.

Berdasarkan data Kemendag, dari tujuh region di seluruh Indonesia, hanya region Maluku dan Papua yang harga beras nya masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Sedangkan enam region lain, harga beras di atas HET dengan kisaran gap 5,5 persen sampai 16,7 persen.

Gap harga paling besar terjadi di region Jawa-Lampung-Sumatera Selatan. Adapun penetapan HET beras medium di wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi sebesar Rp 9.450 per kilogram.

Sementara di Sumatera (kecuali Lampung dan Sumatera Selatan), Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur sebesar Rp 9.950 per kilogram. Sementara di Maluku dan Papua ditetapkan sebesar Rp 10.250 per kilogram.

Pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor 500.000 ton beras dari sejumlah negara produsen beras di Asia. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) ditunjuk untuk melaksanakan impor tersebut.(kps)

 



Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *